Kamis, 01 September 2011

sejarah kaca spion

Zaman sekarang, tidak sedikit pengendara motor di jalan yang menganggap kaca spion sebagai “pajangan” belaka, atau mungkin ada juga yang mengganggap kaca spion membuat motor mereka terlihat kurang oke. sehingga mereka lepas kaca spion mereka atau mereka ganti dengan kaca spion yang terlihat bagus, tapi sayangnya tidak berfungsi. Walaupun sekarang sudah digalakan razia tentang standar penggunaan helm dan spion. Tetap saja beberapa pengemudi sepeda motor masih membandel dengan menggunakan spion yang asal – asalan.

Kaca Spion
Banyak pemilik sepeda motor menggunakan kaca spion namun berukuran kecil sehinggga tidak berfungsi, atau posisi kaca spion yang dipasang membuat pengemudi tidak bisa melihat lalu lintas atau kendaraan di belakang mereka. Hal seperti ini disamping berbahaya bagi pengemudi, juga membahayakan pengendara lain. Pengendara motor seperti ini, biasanya kalau mau motong atau pindah jalur, akan langsung pindah jalur tanpa melihat situasi lalu lintas di belakang mereka.
Kaca spion pun terdapat sejarahnya. Dulu di awal 1900-an sewaktu mobil masih merupakan barang baru, dan balap mobil baru mulai berkembang, setiap peserta balap mobil selalu membawa mekanik. Tugas mekanik ini adalah untuk memperbaiki mobil kalau rusak sewaktu balapan.
Dengan makin berkembangnya teknologi, mesin mobil jadi lebih canggih dan jarang rusak dan mekanik tidak lagi diperlukan. Fungsi mekanik ini kemudian berubah menjadi “pengamat” yang membantu pengemudi. Jadi mekanik ini kemudian bertugas mengamati keadaan di belakang mobil mereka, supaya pengemudi bisa tahu kalau ada mobil peseerta lain yang akan “menyalip” mereka. Setiap mobil yang ikut balap mobil pada era tersebut selalu membawa dua penumpang. Satu bertugas mengemudikan mobil dan satu lagi bertugas mengamati keadaan di belakang mereka. Kemudian di tahun 1911 di lomba balap Indianapolis 500, satu orang peserta kesulitan mencari mekanik untuk menjadi pengamat untuk mengawasi keadaan dibelakang.
Sebagai jalan keluar dia kemudian memasang cermin di mobilnya. Dengan memakai cermin ini dia bisa melihat kalau ada peserta balap lainnya yang akan mendahului atau nyalip. Karena beban yang diangkut lebih ringan, mobilnya bisa jalan lebih cepat dan akhirnya dia memenangkan lomba balap tersebut. Di tahun berikutnya semua mobil peserta balapan memasang kaca spion di mobil mereka, dan sejak saat itu semua mobil memakai kaca spion.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management